Pages

Ads 468x60px

,

Download

Featured Posts

Selasa, 21 Oktober 2014

SALAM 3 JARI !!!


SALAM 3 (TIGA) JARI...!!!
Indonesia merupkan negara yang berada dalam masa transisi, dimana keterkungkungannya selama 32 tahun membuat Indonesia seakan diam dalam hal bersosialisasi, berfikir kritis, dan bertindak praktis. Indonesia masuk dalam masa perubahan dan dalam rangka berdemokrasi ketika tahun 98-99 seakan menjadi kebahagiaan yang tak terhingga. Hingga kini masuk dalam masa kepresidenan yang ke-6 Indonesia seakan masih terseok-seok dalam hal berdemokrasi, dalam hal bagaimana seharusnya legislatif, yudikatif, dan ekskutif berperan sebagaimana mestinya saling bahu-membahu dalam hal kemajuan NKRI.
Indonesia hingga saat ini, hingga detik ini masih terus menjalankan pembelajaran dalam hal berdemokrasi, belajar memahami pemimpin, belajar menerima pemimpin dan mengawal kepemimpinannya dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.

Sabtu, 19 April 2014

NGAWUR - Duh Gusti



Indonesia adalah sebuah nama bangsa yang besar, nama yang didalamnya terdapat beribu-ribu pulau serta banyak bahasa dan suku (tidak terkecuali banyak nama partai). Namun yang menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang adalah kenapa bangsa yang besar selalu dan selalu menjadi korban dari bangsa bangsa yang sejatinya kecil?
Bangsa kecil adalah bangsa yang selalu merampok dan meminta-minta penghasilan bangsa lain. Kenapa Indonesia seakan-akan mau-mau saja jika bangsa kecil-mlarat itu berkata “...kasihanilah aku, aku butuh sedikit-banyak batu baramu...” dengan segala kegagahan bangsa besar itu menjawab dan mengabulkannya ”..ambillah semua yang engkau mau... untuk mengesahkan ini kamu mau kasih berapa kepada ku..” haha ..

Minggu, 05 Januari 2014

PROF. DR. H.A.R. TILAAR, M.SC, ED.

BIOGRAFI PROF. DR. H.A.R. TILAAR M.SC, ED
A.    Keluarga dan Pendidikan Prof. Dr. H.A.R. Tilaar M.Sc, Ed
   Henry Alexis Rudolf Tilaar merupakan sosok yang seakan wajib dikenal bagi aktifis pendidikan, karena dengan landasan  pemikirannya yang sangat familiar dalam dunia pendidikan Indonesia. H.A.R. Tilaar merupakan seorang pendidik, pemikir dan  praktisi pendidikan yang sampai saat ini masih produktif walaupun umur sudah tidak dikatakan muda lagi.  H.A.R. Tilaar lahir di Tondano Sulawesi Utara pada 16 Juni 1932 keturunan ketiga dari keluarga guru. Ia menamatkan pendidikan dasarnya di SR (Sekolah Rakyat) masa kolonial, kemudian ia memasuki sekolah pendidikan guru dan lulus dengan pujian tahun 1950 dan 1952.[1] Disela-sela kesibukannya menjadi seorang guru, Tilaar sempat menuntaskan belajarnya dan berhasil merengkuh ijazah Pedagogik (B-I dan B-II) dimana keduanya diselesaikan dengan predikat pujian pada tahun 1957 dan 1959 di Bandung.[2] kemudian ia memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Universitas Indonesia dengan predikat cumlaude pada tahun 1961.[3]

Sabtu, 22 Juni 2013

SURAT BUAT BAPAK PRESIDEN (Detik.com)


(semoga beliau baca)
Pak Presiden yang baik, bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre panjang mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM,pakailah uang kami itu: kami rela meminjamkannya untukmenyelamat kan bangsa!

PEMERINTAH ATAU RAKYATNYA??


Pendidikan merupakan aktifitas yang diwajibkan oleh agama dan juga Negara. Pendidikan merpakan salah satu komponen penting di dalam ikut serta menjadi jaminan Negara maju dan mundur. Pendidikan dengan berawal mulia yaitu mengembangkan potensi siswa dalam rangka mempersiapkan masa depan yang merdeka.
Banyak kasus dimedia (birokrasi indonesia) maupun dilingkungan kita sehari-hari masih banyak anak usia sekolah malah turun kejalan demi beberapa rupiah receh, kemudian secara tidak langsung yang sering menjadi sorotan public di media seperti perilaku koruptif diakui atau tidak itulah hasil pendidikan kita yang selama ini dijalani. Indonesia terlalu banyak orang yang gemar memampangkan diri depan public hanya untuk kasus korupsi.

Translate