Pages

Ads 468x60px

,

Download

Sabtu, 22 Juni 2013

SURAT BUAT BAPAK PRESIDEN (Detik.com)


(semoga beliau baca)
Pak Presiden yang baik, bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre panjang mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM,pakailah uang kami itu: kami rela meminjamkannya untukmenyelamat kan bangsa!

PEMERINTAH ATAU RAKYATNYA??


Pendidikan merupakan aktifitas yang diwajibkan oleh agama dan juga Negara. Pendidikan merpakan salah satu komponen penting di dalam ikut serta menjadi jaminan Negara maju dan mundur. Pendidikan dengan berawal mulia yaitu mengembangkan potensi siswa dalam rangka mempersiapkan masa depan yang merdeka.
Banyak kasus dimedia (birokrasi indonesia) maupun dilingkungan kita sehari-hari masih banyak anak usia sekolah malah turun kejalan demi beberapa rupiah receh, kemudian secara tidak langsung yang sering menjadi sorotan public di media seperti perilaku koruptif diakui atau tidak itulah hasil pendidikan kita yang selama ini dijalani. Indonesia terlalu banyak orang yang gemar memampangkan diri depan public hanya untuk kasus korupsi.

Senin, 17 Juni 2013

KORBAN PSIKIS DAN TENAGA TOLAK KENAIKAN BBM



Banyaknya korban baik fisik maupun psikis karena akan adanya kebijakan penarikan subsidi BBM sungguh menuai miris banyak kalangan, bagaimana tidak jika dua kubu dibenturkan dengan alasan-alasan yang abagadabra (banyak luar biasa).
Alasan pemerintah kenapa BBM harus naik yang memang berorientasi masa depan perekonomian Indonesia yang lebih bak, kemudian ada lagi yaitu optimalisasi subsidi tepat sasaran pada rakyat miskin. Subsidi pada masyarakat miskin yang dilakukan selama ini lewat subsidi BBM dinilai kurang tepat sasaran dan bahkan dapat dikatakan salah sasaran, karena subsidi dalam kenyataannya juga dinikmati oleh masyarakat mampu.

Minggu, 16 Juni 2013

SUBSIDI BBM UNTUK DESA



Berangkat dari desa menuju daerah perkotaan memang terkadang butuh penyesuaian diri yang luar biasa, Karena memang banyak sekali hal-hal yang belum menjadi kebiasaan disuatu daerah dikota kita temui. Sebagai contoh kecil yang sekarang dan beberapa bulan lalu di bumingkan negeri ini tidak lain adalah Kenaikan harga BBM (+1500). Di daerah pedesaan atau daerah pelosok yang asumsi umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu harga BBM mencapai 8000-15.000 sudah manjadi kebiasaan, bahkan daerah timur harga BBm mencapai 60.000/liter. Akan tetapi didaerah perkotaan BBM seharga 6000 sudah mengakibatkan ketidak nyamanan masyarakat sekitar, karena adanya pemblokiran jalan. Padahal ketika menengok kebelakang hampir semua kesediaan pangan, sandang dan juga papan kota diambil dari daerah pedesaan. Terkait dengan masalah tadi kiranya tidak lancang bagi seorang anak desa yang menginginkan subsidi BBM dialihkan menjadi peningkatan infrastruktur pedesaan. Masih banyak sekali pembenahan-pembenahan desa yang sampai saat ini belum tersentuh oleh pemerintah karena memang sibuk dengan urusan subsidi BBM. (Sepertinya seperti itu…)

Rabu, 12 Juni 2013

PANCASILA IDEOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA



PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dimana wilayahnya terdiri dari beberapa suku, bahasa, serta agama. Dari kekayaan itu dapat menjadikan negara Indonesia sebagai nagara yang kaya, yang memberi rahmat bagi semua manusia, toleran yang tinggi, humanis, dan bukan sebaliknya. Akan tetapi dalam kenyataannya Indonesia merupakan salah satu dari negara yang tergolong rawan konflik. Bermacam-macam konflik yang melatar belakanginya, baik dari segi agama, bahasa, ras, udaya, politik, dan lain sebagainya. Indonesia terasa sulit jika keadaan yang semakin hari semakin tereduksi kesadaran multikulturalisme-nya. Sebagai contoh yang belum lama ini kita saksikan di layar televisi tentang kekerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang membawa-bawa nama agama dalam aksi kekerasannya. Hal ini sungguh memperihatinkan bagi kita semua generasi penerus sekaligus pengamat pendidikan.
Begitupun dengan masalah pendidikan, Indonesia masih kebingungan dalam menghadapi konflik antar pelajar. Pendidikan yang “katanya” menghantarkan rakyat dalam kemajuan mental sosial, kedewasaan, serta bermoral dan bermartabat, akan tetapi tawuran sebagai lambang kebobrokan moral masih saja menjadi simbol pendidikan Indonesia

Selasa, 11 Juni 2013

MASA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam sesungguhnya telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan adanya dakwah Islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan dengan itu pula pendidikan Islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan secara terus menerus pasca generasi Nabi, sehingga dalam perjalanan selanjutnya pendidikan Islam terus mengalami perubahan, baik dari segi kurikulum (mata pelajaran) , maupun dari segi lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsug sejak masuknya Islam di Indonesia. Pada tahap pendidikan Islam dimulai dari kontak pribadi maupun kolektif antara pendidik dan peserta didik. Setelah komunitas muslim terbentuk disuatu daerah, maka mulai membangun masjid sebagai tempat ibadah pusat pendidikan.

PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN



Pengertian Teknologi Pendidikan Sebelum membahas teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah manusia. Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah. Menurut (An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah. Menurut Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia. Pengertian Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide, kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku.

KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL



Yang mengawali adanya pemikiran tentang konsep pembelajaran kontekstual adalah bahwa sebagian siswa “tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut dikemudian hari”. Pernyataan diatas menyimpan makna bahwa para pihak terkait dengan pendidikan dihadapkan pada masalah bagaimana mencari cara terbaik untuk menyampaikan konsep-konsep yang mereka ajarkan agar dapat dicerna kemudian dapat dijadikan pegangan hidup dikemudian hari.
Proses belajar benar-benar terjadi jika siswa mampu memproses atau mengkonstruksi sendiri informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan tersebut menjadi bermakna sesuai dengan kerangka berfikir mereka. Jika yang terjadi dalam proses belajar masih sebaliknya, (belum ada proses dan konstruksi) maka yang akan terjadi adalah pendidikan hanya  akan mencetak para sarjana muda akan tetapi dengan kualitas yang kurang mumpuni,  bisa menilai tanpa melakukan sesuatu hal yang berarti. 

IMPLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN



Sejarah IT dan internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET). Demikian pula Internet di Indonesia mulai tumbuh di lingkungan akademis (UI dan ITB), dan perlu diperbanyak lagi cerita tentang manfaat internet bagi bidang pendidikan.

PESANTREN MADRASAH SEKOLAH (KAREL A. STEENBRINK)



vbniuku
Review buku Karel A. Steenbrink ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pemikiran Pendidikan Islam yang diampu oleh Prof. Dr. Munir Mulkhan sebagai tugas Ujian Tengah Semester. Dengan ucapan terima kasih penuh harapan semoga dengan adanya tugas sebagai wujud bahwa saya mengikuti  UAS, disisi lain dapat memotivasi dalam pengembangan penulisan di masa yang akan datang. Amin
Menurut J. C. Van Leur dari berbagai cerita perjalanan pendidikan Islam di Indonesia mulai muncul sekitar 674 M, ada koloni-koloni arab di barat laut sumatera, yaitu di Barus daerah penghasil kapur barus terkenal.[1] Pendapat ini juga di dukung oleh pendapat dalam buku Sejarah Pendidikan Islam bahwa kedatangan Islam pertama di Indonesia adalah di bawa oleh pedagang. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu geografis yang strategis dan faktor kesuburan tanah.[2]

DEMOKRASI PENDIDIKAN INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan komponen kehidupan manusia yang paling penting, aktifitas ini akan terus berlangsung sejak manusia pertama ada di dunia hingga berahirnya kehidupan dimuka bumi ini.[1] Kesadaran ini memberi kontribusi besar kepada pemerintah untuk membuat undang-undang yang menyatakan bahwa pemerintah akan mewujudkan suatu sistem pendidikan yang mencerdaskan rakyat,[2] yaitu membentuk masyarakat yang demokratis. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menjunjung tinggi keberagaman, pluralitas dan kesadaran multikultural. Kemudian salah satu prinsip dari pendidikan demokrasi adalah menciptakan pendidikan yang cerdas dan bermoral.[3]
Berkaitan dengan pernyataan di atas, demokrasi pendidikan merupakan tema yang penulis anggap penting untuk dibahas mengingat kompleksnya permasalahan yang hinggap pada tubuh pendidikan nasional. Penulis awali dari masa pra-orde baru, eklusif dan tidak menerima unsur budaya apapun menjadi corak tersendiri dalam dunia pendidikan nasional. Kemudian dari pendidikan yang ada diarahkan sebagai alat terciptanya para militerisme yang militant yang dapat membela tanah air Indonesia. Sehingga yang terjadi dari kondisi ini pendidikan merupakan produksi manusia yang kerdil dalam pemikirannya, karena tidak adanya proses pengembangan potensi dan kebebasan berfikir.[4]

Translate