Pages

Ads 468x60px

,

Download

Selasa, 11 Juni 2013

KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL



Yang mengawali adanya pemikiran tentang konsep pembelajaran kontekstual adalah bahwa sebagian siswa “tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut dikemudian hari”. Pernyataan diatas menyimpan makna bahwa para pihak terkait dengan pendidikan dihadapkan pada masalah bagaimana mencari cara terbaik untuk menyampaikan konsep-konsep yang mereka ajarkan agar dapat dicerna kemudian dapat dijadikan pegangan hidup dikemudian hari.
Proses belajar benar-benar terjadi jika siswa mampu memproses atau mengkonstruksi sendiri informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan tersebut menjadi bermakna sesuai dengan kerangka berfikir mereka. Jika yang terjadi dalam proses belajar masih sebaliknya, (belum ada proses dan konstruksi) maka yang akan terjadi adalah pendidikan hanya  akan mencetak para sarjana muda akan tetapi dengan kualitas yang kurang mumpuni,  bisa menilai tanpa melakukan sesuatu hal yang berarti. 


Prinsip dan Strategi 
1.       Keterkaitan (Relating)
Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan yang telah ada pada diri siswa, dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata seperti manfaat untuk bekal bekerja dikemudian hari dalam kehidupan masyarakat. Pengetahuan prasyarat adalah relevansi antar faktor internal seperti bekal pengetahuan, keterampilan, bakat, minat, dengan faktor eksternal seperti ekspos media dan pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar.
2.       Pengalaman Langsung (Experiencing)
Dalam pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, inventory, investigasi, penelitian, dan lain-lain. Untuk menambah daya tarik dan motivasi, sangatlah bermanfaat menggunakan strategi pembelajaran dan media seperti audio, vidio, membaca dan menelaah buku teks, dan sebagainya.
3.       Aplikasi (Applying)
Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari pada sekedar hafal.
4.       Kerja sama (Coorperating)
Kerja sama dalam konteks saling tukar fikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa, antarsiswa dengan guru, antarsiswa denngan narasumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pembelajaran pokok dam pembelajaran kontekstual. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa belajar menguasai materi pembelajaran tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-sama atau kerja sama dalam bentuk tim kerja.
5.       Alih Pengetahuan (transfering)
Disini berarti pengetahuan yang telah didapat oleh siswa bukan hanya sekedar untuk dihafal tetapi dapat digunakan atau dapat dialihkan  pada situasi dan kondisi yang lain.



HUBUNGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN INNOVATIVE SCHOOL
Inovasi pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan pendidikan.
Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat :
1.      Ketika masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2.      Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3.      Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4.      Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ). Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. – Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

Translate