Yang
mengawali adanya pemikiran tentang konsep pembelajaran kontekstual adalah bahwa
sebagian siswa “tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan
cara pemanfaatan pengetahuan tersebut dikemudian hari”. Pernyataan diatas
menyimpan makna bahwa para pihak terkait dengan pendidikan dihadapkan pada
masalah bagaimana mencari cara terbaik untuk menyampaikan konsep-konsep yang
mereka ajarkan agar dapat dicerna kemudian dapat dijadikan pegangan hidup
dikemudian hari.
Proses
belajar benar-benar terjadi jika siswa mampu memproses atau mengkonstruksi
sendiri informasi atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga pengetahuan
tersebut menjadi bermakna sesuai dengan kerangka berfikir mereka. Jika yang
terjadi dalam proses belajar masih sebaliknya, (belum ada proses dan
konstruksi) maka yang akan terjadi adalah pendidikan hanya akan mencetak
para sarjana muda akan tetapi dengan kualitas yang kurang mumpuni, bisa
menilai tanpa melakukan sesuatu hal yang berarti.
Prinsip dan Strategi
1.
Keterkaitan (Relating)
Proses
pembelajaran hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan yang telah ada
pada diri siswa, dengan konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata seperti
manfaat untuk bekal bekerja dikemudian hari dalam kehidupan masyarakat.
Pengetahuan prasyarat adalah relevansi antar faktor internal seperti bekal
pengetahuan, keterampilan, bakat, minat, dengan faktor eksternal seperti ekspos
media dan pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar.
2.
Pengalaman Langsung (Experiencing)
Dalam
pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan
eksplorasi, penemuan, inventory, investigasi, penelitian, dan lain-lain. Untuk
menambah daya tarik dan motivasi, sangatlah bermanfaat menggunakan strategi
pembelajaran dan media seperti audio, vidio, membaca dan menelaah buku teks,
dan sebagainya.
3.
Aplikasi (Applying)
Menerapkan
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan konteks
yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari pada sekedar hafal.
4.
Kerja sama (Coorperating)
Kerja
sama dalam konteks saling tukar fikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan,
komunikasi interaktif antar sesama siswa, antarsiswa dengan guru, antarsiswa
denngan narasumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan
strategi pembelajaran pokok dam pembelajaran kontekstual. Pengalaman bekerja
sama tidak hanya membantu siswa belajar menguasai materi pembelajaran tetapi
juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan
suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-sama atau kerja
sama dalam bentuk tim kerja.
5.
Alih Pengetahuan (transfering)
Disini
berarti pengetahuan yang telah didapat oleh siswa bukan hanya sekedar untuk
dihafal tetapi dapat digunakan atau dapat dialihkan pada situasi dan
kondisi yang lain.
HUBUNGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN
INNOVATIVE SCHOOL
Inovasi
pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tiap sekolah jika sekolah
ingin maju. Perubahan sekolah bukan hanya dilihat dengan adanya seperangkat
alat elektronika yang canggih di sekolah, namun banyak aspek yang menjadi
indikator. Innovative school artinya perubahan sekolah atau perubahan
pendidikan.
Ciri-ciri
inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut
ashby 1967 ada empat :
1. Ketika
masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan
anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2. Terjadi
adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3. Adanya
penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku
lebih luas.
4. Adanya
alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD
proyektor, perekan internet, LAN, dsb ). Keempat perubahan di atas di dunia
pendididkan telah menimbulkan banyak masalah, dan untuk itulah kelima teknologi
yang dibahas pada point sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan
pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya
sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem
desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri
maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan
mereka. Banyak program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan
maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan
sarana prasarananya. Yang jelas perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global
harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat
desein pendidikan, punya kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap
pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan
teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. – Dalam
inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi pendidikan,
sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk
sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar